My Live is Love
Ya Rabb.. Tuntunlah aku menjadi hambaMu khalayak Rasul.. Mudahkan dan kuatkan hidupku seindah lantunan lafadz firmanMu.. Anugrahkan Rizky kepadaku seluas dan sesuci samudraMu.. Kayakan dan teduhkan ilmuq setinggi arsyMu.. Jadikan lisan hamdalah sebagai rasa syukur atas nikmatMu.. Amiinn...
Selasa, 08 Januari 2013
BUFFER TUBUH
HIPERSENSITIVITAS TIPE II
Minggu, 30 Desember 2012
GLIKOLISIS
Sabtu, 29 Desember 2012
METABOLISME ASAM AMINO
ANDY NURIYANTO
4002120058
Tugas Biokimia: Metabolisme Asam Amino
1.
Pencernaan Protein
Protein merupakan unsur penting dalam tubuh karena sebagai komponen utama
pembentukan enzim yang berfungsi sebagai bikatalis. Protein juga merupakan
komponen penyusun tubuh, seperti kuku dan rambut.
1.1. Fungsi Protein
a. Untuk
pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan sel-sel tubuh.
b. Merupakan
sumber energi, setiap 1 gram protein menghasilkan energi sebesar 4,1
kalori.
c. Penyusun
hormon, zat antibodi, dan organela lainnya.
d. Menjaga
keseimbangan asam basa dalam tubuh.
e. Penyusun
protoplasma
1.2. Unsur Penyusun Protein
Pada dasarnya, protein
tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan
kadang-kadang mengandung belerang (S) atau phospor (P).
1.3. Proses Pencernaan Protein dalam Tubuh
Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi
hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja
pada proses hidrolisis protein antara lain pepsin, tripsin, kemotripsin,
karboksipeptidase, dan aminopeptidase.
Protein yang telah dipecah
menjadi asam amino kemudian diabsorpsi oleh dinding usus halus dan sampai ke
pembuluh darah. Setelah diabsorpsi dan masuk dalam pembuluh darah, asam amino
tersebut sebagian besar langsung digunakan oleh jaringan dan sebagian lain
mengalami proses pelepasan gugus amin (gugus yang mengandung N) di
hati. Proses pelepasan gugus amin ini dikenal dengandeaminasi protein.
1.4. Skema Pencernaan Protein
Berikut ini adalah
gambaran umum skema pencernaan protein yang terjadi di dalam keseharian
manusia, dimulai dari bahan makanan yang mengandung protein hingga diakhiri
pada siklus asa sitrat dan pembentukan urea dalam tubuh.
1.
Absorbsi dan Transformasi
Asam Amino
1.1. Absorbsi Asam Amino
Absorbsi merupakan suatu
proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan
tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan
yang akan diserap disebabkan oleh adanya gaya-gaya fisik dan juga dikarenakan
adanya ikatan-ikatan kimiawi.
Asam amino merupakan
hasil perombakan dari protein, dimana sebagian kecil dari hasil perombakan
protein tersebut juga menghasilkan sisa berupa peptida. Asam amino dapat larut
dan siap diserap oleh villi dinding usus kecil. Asam amino tersebut kemudian
masuk ke dalam darah dan kemudian akan dibawa ke seluruh bagian tubuh.
Bila asam amino yang
telah diserap tersebut sampai ke dalam hati, sebagian besar asam amino tersebut
akan digunakan hati untuk sintesis protein jaringan hati atau protein darah.
Sebagian besar dari asam amino tersebut mengalir melalui hati dalam bentuk asam
amino bebas.
Absorbsi asam amino ini
terjadi secara selektif. Dimana L-Asam Amino lebih cepat di absorbsi daripada
D-Asam Amino. Reaksi absorbsi dari asam amino memerlukan energi, atau disebut
juga sebagai transport aktif.
Metabolisme Asam Amino
ini dapat terjadi dalam beberapa proses, diantaranya adalah:
a.
Katabolisme
-
Katabolisme nirogen asam
amino menjadi urea
-
Katabolisme kerangka
karbon asam amino menjadi senyawa amfibolik
b.
Anabolisme
-
Terjadi dalam proses
sintesis protein
-
Terdapat 20 macam jenis
asam amino dasar, 10 macam diantaranya adalah asam amino esensial.
c.
Pembentukan Product
Khusus
1.2. Transformasi Asam Amino
Asparagina (bahasa Inggris: asparagine, Asn, Asx, N, B)
adalah analog dari asam aspartat dengan penggantian gugus karboksil oleh guguskarboksamid. Asparagina
bersifat netral (tidak bermuatan) dalam pelarut air.
Asparagina
merupakan asam amino pertama yang berhasil diisolasi. Namanya diambil karena
pertama kali diperoleh dari jus asparagus.
2.
Dasar Reaksi Pada
Metabolisme Asam Amino
2.1. Deaminasi Oksidatif
Deaminasi adalah suatu
reaksi kimia pada metabolisme yang melepaskan gugus amina dari molekul senyawa
asam amino. Gugus amina yang terlepas akan terkonversi menjadi amonia. Pada manusia,
deaminasi terjadi terutama pada hati, walaupun asam glutamat juga mengalami
deaminasi pada ginjal. Proses deaminasi dalam lingkungan aerobik akan
menghasilkan asam okso, disebut dengan demainasi oksidatif dan terjadi terutama
di dalam hati.
2.2. Dekarboksilasi
Dekarboksilasi adalah
reaksi kimia yang melibatkan penghapusan kelompok karboksil (-COOH) dari
senyawa semula menjadi karbon dioksida (CO2)
2.3. Transaminasi
Transaminasi adalah
proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari asam
amino yang satu ke asam amino yang lainnya. Pada proses ini tidak ada gugus
amino yang hilang, karena setiap gugus amino yang lepas diikat oleh senyawa
keton. Gugus amino tersebut dipindahkan pada
salah satu dari tiga senyawa keton yaitu asam piruvat, oksaloasetat atau α
ketoglutarat. Proses transaminasi terjadi pada mitokondria dan ada pula yang
terjadi pada sitoplasma. Proses transaminasi ini dibantu oleh dua enzim yaitu
alanin transaminasi dan glutamat transaminasi yang berfungsi sebagai
katalisator. Alanin transaminasi mempunyai suatu kelebihan tersendiri pada asam
piruvat-alanin sebagai satu pasang substrat tetapi tidak kepada asam asam amino
yang lain. alanin transaminasi terdapat dalam jumlah banyak, oleh karena itu
alanin transaminasi yang di hasilkan dari proses transaminasi diubah menjadi
glutamat transaminasi. glutamat transaminasi mempunyai kelebihan tersendiri
terhadap glutamate-ketoglutarat sebagai satu pasang substrat dan seperti alanin
transaminasi yang tidak memiliki kelebihan terhadap pasangan asam amino yang
lain. Kerja dari enzim enzim transaminasi tersebut dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim.
3.
Pembentukan Urea
Jika sel tubuh kelebihan asam amino, asam amino tersebut akan mengalami
deaminasi. Deaminasi merupakan pemindahan gugus amina (-NH) dari asam amino. Deaminasi
mengakibatkan terkumpulnya amonia yang bersifat racun. Hati dengan bantuan
enzim arginase akan mengubah arginin (salah satu asam amino esensial) menjadi
ornitin dan urea. Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin akan
mengikat amonia yang bersifat racun dan akan dikeluarkan ke dalam empedu dan
urine.
3.1. Kondensasi dan aktivasi NH4+ dan HCO3- membentuk
carbamoyl fosfat. Reaksi ini terjadi di mitokondria dan dikatalisis oleh
cerbamoyl phospat.
3.2. Transfer gugus carbamoyl dari karbamoyl fosfat ke ornithin membentuk
citrulin. Reaksi ini terjadi di mitokondria dan dikatalisis oleh ornithin
transkabamoiylase.
3.3. Penggabungan gugus amino dari aspartat ke citrulin membentuk
argininosuksinat. Enzim yang mengkatalisnya adalah arginino suksinat
synthetase.
3.4. Pemecahan argininosuksinat menjadi arginin dan rangka karbon aspartat
menjadi fumarat oleh enzim argininosuksinase. Arginin merupakan prekusor dari
urea. Fumarat selanjutnya diubah kembali menjadi aspartat melalui siklus krebs.
Fumarat kemudian diubah menjadi oxaloasetat yang selanjutnya mengalami
transaminasi membentuk aspartat.
3.5. Pembebasan urea dari arginin dan membentuk ornithin kembali. Reaksi ini
dikatalis enzim arginase. Orithin selanjutnya dikembalikan ke mitokondria.
4.
Biosintesis Glikogen dan
Trigliserida dari Asam Amino
4.1. Biosintesis Glikogen dari Asam Amino
Glikogen disebut juga
sebagai gula otot. Glikogen adalah molekul polisakarida yang tersimpan dalam
sel-sel hewan bersama dengan air dan digunakan
sebagai sumber energi. Ketika pecah di dalam tubuh, glikogen diubah
menjadi glukosa, sumber energi energi yang paling penting. Banyak penelitian
telah dilakukan pada glikogen dan peranannya dalam tubuh, sejak itu glikogen
diakui sebagai bagian penting dari sistem penyimpanan energi tubuh.
Dalam proses glikolisis
yang berakhir dengan hasil 2 piruvat, glukosa menghasilkan zat antara pada
proses glikolisis tersebut dan siklus asam trikarboksilat yang digunakan untuk
sintesis asam amino dan gugus gliserol serta asam lemak pada triasilgliserol.
4.2. Biosintesis Trigliserida dari Asam Amino
Trigliserida
merupakan lipida yang memiliki struktur ester, yang tersusun oleh tiga molekul
asam lemak bebas dan satu molekul gliserol. Untuk menjadi asam amino, trigliserida harus memalui proses perubahan
menjadi molekul glukosa atau gliserol. Reaksi
hidrolisis pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Reaksi
ini dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa atau dapat pula dengan
bantuan enzim.
Proses biosintesis asam
amino ini bermacam-macam dan biasanya bervariasi antara satu organisme dengan
organisme yang lainnya. Akan tetapi semuanya memiliki ciri khusus yaitu
merupakan turunan dari suatu daur metabolisme seperti siklus asam sitrat,
glikolisis atau pentosa phospat.
5.
Biosintesis Asam Amino
Non Esensial dari Asam Amino Esensial
5.1. Biosintesis Asam Amino Non Esensial
Semua asan amino non esensial kecuali tyrosin disintesis
melalui jalur sederhana dari jalur metabolisme umum seperti piruvat,
oksaloasetat, alfa ketoglutarat dan 3 phospogliserat. Tyrisin dibentuk dari
asam amino esensial phenilalanin melalui 1 langkah hidroksilasi. Jadi kebutuhan
diet akan phenilalanin menggambarkan juga kebutuhan akan tyrosin. Oleh karena
itu adanya tyrosin alam diet akan mengurangi kebutuhan terhadap phenilalanin.
a.
Alanine
(5,82%)
Memperkuat membran sel. Membantu metabolisme
glukosa menjadi energi tubuh.
b. Arginine
(5,98%)
Penting untuk
kesehatan reproduksi pria karena 80% cairan semen terdiri dari arginine.
Membantu detoxifikasi hati pada sirosis hati dan fatty liver. Membantu
meningkatkan sistem imun. Menghambat pertumbuhan sel tumor dan kanker. Membantu
pelepasan hormon pertumbuhan.
c. Aspatic Acid (6,34%)
Membantu
perubahan karbohidrat menjadi energi sel. Melindungi hati dengan membantu
mengeluarkan amonia berlebih dari tubuh. Membantu fungsi sel dan pembentukan
RNA/DNA.
d. Cystine
(0,67%)
Membantu
kesehatan pankreas. Menstabilkan gula darah dan metabolisme karbohidrat.
Mengurangi gejala alergi makanan dan intoleransi. Penting untuk pembentukan
kulit, terutama penyembuhan luka bakar dan luka operasi. Membantu penyembuhan
kelainan pernafasan seperti bronchitis. Meningkatkan aktifitas sel darah putih
melawan penyakit.
e. Lutamic Acid (8,94%)
Merupakan bahan bakar
utama sel-sel otak bersama glukosa. Mengurangi ketergantungan alkohol dan
menstabilkan kesehatan mental.
f.
Glycine
(3,50%)
Meningkatkan
energi dan penggunaan oksigen di dalam sel. Penting untuk kesehatan sistem
syaraf pusat. Penting untuk menjaga kesehatan kelenjar prostat. Mencegah
serangan epilepsi dan pernah dipakai untuk mengobati depresi. Diperlukan sistem
imun untuk mensintesa asam amino non esensial.
g. Histidine
(1,08%)
Memperkuat
hubungan antar syaraf khususnya syaraf organ pendengaran. Telah dipakai untuk
memulihkan beberapa kasus ketulian. Perlu untuk perbaikan jaringan. Perlu dalam
pengobatan alergi, rheumatoid arthritis, anemia. Perlu untuk pembentukan sel
darah merah dan sel darah putih.
h. Proline
(2,97%)
Sebagai bahan
dasar glutamic acid. Bersama lycine dan vitamin C akan membentuk jaringan
kolagen yang penting untuk menjaga kecantikan kulit. Memperkuat persendian,
tendon, tulang rawan dan otot jantung.
i.
Serine
(4,00%)
Membantu
pembentukan lemak pelindung serabut syaraf (myelinsheaths). Penting dalam
metabolisme lemak dan asam lemak, pertumbuhan otot dan kesehatan sistem imun.
Membantu produksi antibodi dan immunoglobulin.
j.
Tyrosine
(4,60%)
Memperlambat
penuaan sel. Menekan pusat lapar di hipotalamus. Membantu produksi melanin.
Penting untuk fungsi kelenjar adrenal, tiroid dan pituitary. Penting untuk
pengobatan depresi, alergi dan sakit kepala. Kekurangan menyebabkan
hypothyroidism dengan gejala lemah, lelah, kulit kasar, pembengkakan pada
tangan, kaki, dan muka, tidak tahan dingin, suara kasar, daya ingat dan
pendengaran menurun serta kejang otot.
k. Gamma – Aminobutyric Acid (GABA) (**)
Menghambat sel
dari ketegangan. Mencegah ansietas dan depresi bersama niacin dan inositol.
l.
Ornithine (**)
Membantu pelepasan hormon pertumbuhan yang memetabolisir lemak tubuh yang
berlebihan jika digabung dengan arginine dan carnitine. Penting untuk fungsi
sistem imun dan fungsi hati yang sehat. Penting untuk detoxifikasi amonia dan
membantu proses penyembuhan.
m. Taurine (**)
Menjaga kesehatan otot jantung, sel darah putih, otot rangka dan sistem syaraf
pusat. Komponen penting dari cairan empedu yang penting untuk pencernaan lemak,
absorbsi vitamin larut dalam lemak (A, D, E, K). Menjaga kadar kolesterol
darah. Kekurangan menyebabkan ansietas, epilepsi, hiperaktif dan fungsi otak
yang buruk. Disintesa dari asam amino cysteine.
n. Cysteine (**)
Dibentuk dari asam amino methionine dengan bantuan vitamin B6. Merupakan bahan
dasar glutathione yaitu salah satu antioksidan terbaik yang bekerja optimum
bila bersama vitamin E dan selenium. Melindungi sel dari zat-zat berbahaya,
efek radiasi. Melindungi hati dan otak dari alkohol dan rokok. Penting dalam
pengobatan bronchitis, emphysema, TBC, dan rheumatoid arthritis. Mudah berubah
menjadi cystine.
o. Citrullyne (**)
Menghasilkan energi. Meningkatkan sistem imunitas. Dimetabolisir menjadi
arginine. Penting dalam detoxifikasi amonia yang merusak sel-sel sehat.
5.2. Biosintesis Asam Amino Esensial
Asam amino esensial tidak
seperti asam amino non esensial, disintesis dari prekusor metabolit yang umum.
Jalur sintesisnya hanya terdapat pada tanaman ataupun mikroorganisme dan
biasanya melibatkan lebih banyak tahapan dibandingkan dengan asam amino non
esensial. Lysin, methionin, dan threonin misalnya, semuanya disntesis dari
aspartat dalam jalur yang diawali oleh enzim aspartokinase, enzim hanya
terdapat dalam tanaman dan mikroorganisme. Valin dan leusin di sintesis dari
piruvat dan alfa ketoglutarat, sedangkan triptopan, phenilalanin, dan tyrosin
disintesis dari PEP (phospoenolphiruvat) dan erythrosa – 4 phosphat.
a. Isoleucin
(4,13%)
Diperlukan untuk
pertumbuhan yang optimal. Perkembangan kecerdasan. Mempertahankan keseimbangan
nitrogen tubuh. Diperlukan untuk pembentukan asam amino non esensial lainnya. Penting
untuk pembentukan haemoglobin dan menstabilkan kadar gula darah (kekurangan
dapat memicu gejala hypoglycemia).
b. Leucine
(5,80%)
Pemacu fungsi
otak. Menambah tingkat energi otot. Membantu menurunkan kadar gula darah yang
berlebihan. Membantu penyembuhan tulang, jaringan otot dan kulit (terutama
untuk mempercepat penyembuhan luka post - operative).
c. Lycine
(4,00%)
Bahan dasar
antibodi darah. Memperkuat sistem sirkulasi. Mempertahankan pertumbuhan sel-sel
normal. Bersama proline dan Vitamin C akan membentuk jaringan kolagen.
Menurunkan kadar triglyserida darah yang berlebih. Kekurangan menyebabkan mudah
lelah, sulit konsentrasi, rambut rontok, anemia, pertumbuhan terhambat dan
kelainan reproduksi.
d. Methionine
(2,17%)
Penting untuk
metabolisme lemak. Menjaga kesehatan hati, menenangkan syaraf yang tegang.
Mencegah penumpukan lemak di hati dan pembuluh darah arteri terutama yang
mensuplai darah ke otak, jantung dan ginjal. Penting untuk mencegah alergi,
osteoporosis, demam rematik dan toxemia pada kehamilan serta detoxifikasi
zat-zat berbahaya pada saluran cerna.
e. Phenilalanine (3,95%)
Diperlukan oleh
kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin yang akan mencegah penyakit gondok.
Dipakai untuk mengatasi depresi juga untuk mengurangi rasa sakit akibat
migrain, menstruasi dan arthritis. Menghasilkan norepinephrine otak yang
membantu daya ingat dan daya hafal. Mengurangi obesitas.
f.
Threonine
(4,17%)
Meningkatkan
kemampuan usus dan proses pencernaan. Mempertahankan keseimbangan protein.
Penting dalam pembentukan kolagen dan elastin. Membantu hati, jantung, sistem
syaraf pusat, otot-otot rangka dengan fungsi lipotropic. Mencegah serangan
epilepsi.
g. Tryptophane
(1,13%)
Meningkatkan
penggunaan dari vitamin B kompleks. Meningkatkan kesehatan syaraf. Menstabilkan
emosi. Meningkatkan rasa ketenangan dan mencegah insomnia (membantu anak yang
hiperaktif). Meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan yang penting dalam
membakar lemak untuk mencegah obesitas dan baik untuk jantung.
h. Valine
(6,00%)
Memacu kemampuan
mental. Memacu koordinasi otot. Membantu perbaikan jaringan yang rusak. Menjaga
keseimbangan nitrogen.
6.
Kesalahan Genetika Dalam
Metabolisme Asam Amino
6.1. Albinisme
Albinisme (dari Bahasa Latin albus, "putih"; atau dalam Bahasa Indonesia: Bulai), merupakan salah
satu bentuk kelainan bawaanhipopigmentasi yang dikarakterisasikan oleh kurangnya ataupun tidak adanya pigmen melanin pada mata, kulit, dan rambut. Albinisme
diakibatkan oleh pewarisan alel gen
resesif.
Kelainan ini dapat ditemukan pada semua hewan vertebrata, termasuk
pula manusia. Pada beberapa kasus, manusia yg mengalami albinisme juga memiliki
keterbatasan fisik sebagai berikut:
a. Sensitif terhadap sumber cahaya yang kuat, seperti lampu sorot, sinar
matahari.
b.
Memiliki
keterbatasan pada jarak penglihatan.
c. Kulit sangat sensitif terhadap sinar matahari,
dan dapat menimbulkan luka mirip dengan luka bakar atau
tersiramair panas.
6.2. Alkaptonuria
Alkaptonuria adalah
kondisi yang langka dimana urine yang dikeluarkan seseorang berwarna gelap
ketika bersentuhan dengan udara. Penyakit ini bersifat menurun. Penyebabnya kerusakan
pada gen HGD. Gen HGD berfungsi sebagai pengendali untuk membuat enzim yang
disebut homogentisate oksedase. Enzim ini membantu memecah asam amini
fenilalanin dan tirosin yang merupakan pembentuk protein yang penting.
Penderita alkaptonuria biasanya juga mengalami radang sendi, terutama di tulang
belakang.
6.3. Fenilketonuria
Fenilketonuria adalah suatu
penyakit metabolisme dari salah satu jenis asam amino pembentuk protein yaitu,
fenilalanin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan retardasi mental.Fenilketonuria
merupakan penyakit dimana penderita tidak dapat memetabolisme fenilalanin
secara baik karena tubuh tidak mempunyai enzim yang mengoksidasi fenilalanin
menjadi tirosin dan bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Oleh karena itu
orang tersebut perlu mengontrol asupan fenilalanin ke dalam tubuhnya. Penyakit
ini tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih, itupun
hanya terjadi satu banding 15,000 ribu orang.
Fenilalanin
adalah salah satu dari 9 asam amino essensial yang terdapat pada semua protein
makanan seperti daging , telur, ikan, susu, keju dan dalam jumlah yang sedikit
pada.sereal,sayuran.dan,buah-buahan.