Senin, 08 Oktober 2012

KECEMBURUANKU PADA MALAM

Setiap gelap itu tiba, aku mulai iri dengannya. Nyatanya, malam mampu memberikan sebuah kenyamanan yang luar biasa untunya, seorang yang kucintai. Dia juga mampu memberikannya sebuah tidur nyenyak yang menyembuhkan dan menghadiahkannya mimpi indah yang penuh kebahagiaan.
Sedangkan aku, sekedar menemaninya di malam ini saja tidak mungkin, apalagi membuatnya tersenyum dengan rentang jarak yang tak bisa kulawan. Apa yang kupunya? Tak ada daya untuk itu. Haruskah kumiliki kemampuan sang malam? Yang menjaganya dari kelelahan, memberikannya kenyamanan, dan menghadiahkannya senyum ketika bermimpi?
Dia yang kucintai terlelap dengan selimut malam, berlari mengejar bintang bersinar yang melayang di atas langitnya. Tak pedulikan dingin yang menghembus di sela-sela lelapnya, sang malam lebih erat memeluknya, menjaganya, dan menghiburnya dalam maya yang terekam indah dalam senyum manis bibirnya.
Sedangkan aku, hanya bisa berkata “met bobo cintaqoe, semoga mimpi yang indah”. Hanya berdoa! Dan tak bisa lebih dari itu. Hanya berharap semoga ucap bibirku menjelang tidurnya adalah kendaraan yang akan mengantarnya menemui sang malam. Terlelap dalam selimut cintanya.
Aku disini, gundah, berusaha mencari akal menyaingi dan menandingi kekuatan sang malam. Hanya dengan mempertahankan prajurit kata manjaku kepadanya sebelum sang malam mendahului memeluknya.
Dalam gundahku, aku selalu memohon kepada Tuhan, meskipun aku tak bisa menandingi, kelak aku adalah orang pertama yang mengucapkan “selamat pagi cintaqoe” saat matanya melepas dekapan sang malam. Aku yang akan ada disampinya, menjadi gerbang yang selalu melindunginya dari tiupan dingin yang melontarkan anak panahnya mengalahkan sang malam.
Selamanya aku tak akan bisa menandingi malam, karenanya kuputuskan akan bersahabat dengan sang malam, meskipun kecemburuanku tak bisa berkurang. Aku yang akan menjadikan malam lebih kuat mendekapnya. Dengan itu, aku menorehkan sebuah maksud agar ia tau aku memperhatikannya, lebih dari yang dilakukan sang malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar