Selasa, 16 Oktober 2012

KONSUMSI KARBOHIDRAT BERLEBIH SEBABKAN DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI GAGAL GINJAL TERMINAL

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah BIOMEDIK di Stikes Dharma Husada Bandung

United States Renal Data System (USRDS) 2000 Annual Data Report menjelaskan bahwa penyebab pasien dengan diagnosa End Stage Renal Disease (ESRD) atau Gagal Ginjal Terminal (GGT) sehingga dilakukan terapi Dialysis adalah 50% disebabkan karena diabetes mellitus, 27% karena hipertensi, 13% karena glumerulonephritis, dan 10% karena penyebab lainnya (Rachmad Soelaeman, 2008). Dan dalam paper penelitian yang pernah saya presentasikan pada Indonesian Nephrology Nurse Association Meeting & Symposium 2008 di Hotel Horizon Bandung menunjukkan bahwa pasien dengan gagal ginjal terminal yang dilakukan terapi dialysis di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung adalah 17,14% disebabkan karena diabetes mellitus, 14,29% karena hipertensi, 68,57% glumerulophati diabetic maupun non diabetic.
Dari dasar penelitian dan literatur di atas menunjukkan bahwa diabetes mellitus adalah salah satu faktor penting penyebab terjadinya Stage Renal Disease (ESRD) atau Gagal Ginjal Terminal (GGT) on Dialysis, yang mana hal tersebut mayoritas tidak disadari dan difahami dengan baik oleh kebanyakan masyarakat, khususnya penderita diabetes mellitus yang jumlahnya semakin hari semakin meningkat.
Secara umum, konsumsi makanan atau minuman yang mengandung karbohidrat atau glukosa dalam kadar konsumsi berlebih akan sangat beresiko terhadap terjadinya gangguan metabolik tubuh. Dimana fruktosa (salah satu jenis karbohidrat monosakarida dan mudah diproses dalam bentuk glukosa) yang merupakan bahan pemanis makanan atau minuman dapat menyebabkan syndrome metabolic, hipertensi, diabetes mellitus, hingga penyakit ginjal. Dan tak dapat dipungkiri bahwa konsumsi dari makanan atau minuman tersebut semakin meningkat bahkan kadang melebihi batas konsumsi dalam kemasan. Secara umum, jika tubuh kita kelebihan kadar glukosa dalam darah, maka akan dapat menyebabkan terjadinya penyakit Diabetes Mellitus.
Pada kasus diabetes mellitus tersebut, sering terjadi gangguan integritas vaskuler yang sering disebut dengan angiopati diabetik, baik makro maupun mikro. Makro-angiopati diabetik merupakan manifestasi pada penyakit jantung iskemik dan penyakit pembuluh darah perifer. Sedangkan mikro-angiopati diabetik merupakan manifestasi dari retinopati (retina mata), nefropati (nefron pada ginjal), dan neuropati (sistem persyarafan).
Dalam pembahasan ini, pembahasan kita terbatas pada Nefropati Diabetik yang merupakan manifestasi mikro-angiopati diabetik pada ginjal yang sering ditandai dengan adanya proteinuria atau peningkatan kadar protein dalam urine, penurunan Glumerulo Filtration Rate (GFR) atau Laju Filtrasi Ginjal (LFG) yang disebabkan menurunnya fungsi filtrasi membran semi permeable ginjal, dan hipertensi vaskuler ginjal yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah pada ginjal. Dalam hasil paper penelitian yang saya paparkan di awal bahasan tadi menunjukkan adanya hubungan yang sama dengan teori di atas, yaitu 68,57% pasien End Stage Renal Disease (ESRD) atau Gagal Ginjal Terminal (GGT) on Dialysis di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung disebabkan oleh Glumerulophati baik diabetik maupun non diabetik dan 17,14% disebebkan karena Diabetes Mellitus nyata. Maka disini dapat kita tarik kesimpulan bahwa End Stage Renal Disease (ESRD) atau Gagal Ginjal Terminal (GGT) on Dialysis sangat erat hubungannya dengan pola konsumsi karbohidrat dan atau glukosa berlebih.
Sebuah kajian teori patofisiologi ada yang menjelaskan bahwa peningkatan product glikosiasi yang berlangsung secara enzimatik di dalam ginjal akan memberikan kontribusi kerusakan pada ginjal jika terjadi melebihi batas ambang filtrasi ginjal yang dapat mempengaruhi fungsi sekresi dan ekskresi, maupun penyumbatan vakuler ginjal. Keadaan tersebut akan menyebabkan glumerulosklerosis dan berkurangnya aliran darah di ginjal sehingga menyebabkan penurunan permeabilitas membran basalis ginjal yang berfungsi sebagai filtrasi dari sisa-sisa metabolik dari tubuh yang akan dikeluarkan bersamaan dengan urine melalui proses filtrasi ginjal. ( Rully Roesli & Abdul Hadi. 2000). Jika hal tersebut terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan berkomplikasi terjadinya End Stage Renal Disease (ESRD) atau Gagal Ginjal Terminal yang hanya bisa ditangani dengan tiga macam terapi, yaitu Hemodialysis (HD), Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), dan Renal Transplantation (Cangkok Ginjal). Dan kenyataannya, ketiga prosedur terapi tersebut membutuhkan waktu yang terus-menerus dalam kurun waktu lama dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Maka dari itu, ada baiknya sejak dari dini kita membiasakan diri untuk mempola konsumsi makanan terutama karbohidrat dan glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh dan tidak melebihi batas ambang konsumsi.


Literatur:
Nuriyanto, Andy. 2008. Indonesian Nephrology Nurse Association Meeting & Symposium 2008. Bandung
Soelaeman, Rachmat. 2007. Progression OF Renal Disease: Renoprotective Specificity Of Renin-Angiotensin System Blockade And Calcium Channel Blocker. Cirebon.
 Rully Roesli & Abdul Hadi. 2000.  Hypertension, Microalbuminuria and Diabetic Nephropathy, 13th Asian Colloquium in Nephrology. Bali. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar